Saturday, March 20, 2010

SI JAMBUL DAN SI CHARLES

Mang Bo'ir bangga sekali. Untuk yang kesekian kalinya, ayam jantan aduannya yang bernama Si Jambul, menang lagi. Pokoknya dalam setiap pertandingan adu ayam, Si Jambul selalu tampil sebagai pemenang.
"Ayam siapa dulu, dong!" Mang Bo'ir menepuk dada.
"Mang Bo'ir, bagaimana sih rahasianya supaya ayam jantan bisa jadi ayam jagoan?" salah seorang tetangganya bertanya "soalnya saya punya ayam kalau diadu selalu kalah!".
"Oo... itu memang sulit" kata Mang Bo'ir "ayam milikmu itu memang keturunan ayam kampung. Beda dengan Si Jambul, ayam saya!".
Si Jambul, ayam milik Mang Bo'ir memang tampaknya bukan ayam sembarangan. Badannya tinggi tegap, bulu-bulunya berwarna merah, pial dan gelambirnya juga berwarna merah. Sepasang kakinya kekar dengan dilengkapi taji yang runcing yang bisa melukai musuhnya.
Suatu hari kampung tempat tinggal Mang Bo'ir dikejutkan oleh beberapa orang tamu yang datang dari kampung seberang. Orang-orang itu masing-masing membawa ayam jantan aduannya. Mereka dipimpin oleh seorang laki-laki juara adu ayam bernama Pak Koli.
"Halo, saudara-saudara!" kata Pak Koli "kami datang ke kampung ini untuk menantang adu ayam. Kalau ayam kami menang,  kami akan memotong semua ayam jago di kampung ini untuk digoreng. Tetapi kalau ayam kami kalah, kami akan memberi hadiah uang tunai seratus juta, ditambah bonus stiker dan penggaris. Siapa yang berani?"
"Saya berani!" Mang Bo'ir mengangkat tangan "pokoknya ingat perjanjian, ya! Kalau ayam kalian kalah, kalian akan membayar uang seratus juta dengan ditambah bonus stiker dan penggaris!"
"Benar" Pak Koli tersenyum " tapi kalau ayam kalian kalah, maka ayam kalian akan dipotong dan digoreng!". "Boleh!" sahut Mang Bo'ir "tapi menggorenggnya harus pakai kecap, ya! Soalnya saya suka banget sama ayam goreng bumbu kecap!". Akhirnya ditentukan waktunya untuk adu ayam, yaitu pada hari Minggu siang bertempat di gedung 'Aduhai' yaitu singkatan Arena Adu Heboh Ayam Internasional. Menjelang hari pertandingan banyak wartawan berdatangan untuk mewawancarai Mang Bo'ir sebagai juara bertahan. "Mang Bo'ir, apakah Anda yakin ayam Anda akan menang?" tanya seorang wartawan dari majalah "Kukuruyuk". "Yakin banget!" kata Mang Bo'ir "soalnya ayam jago saya tidak pernah kalah. Ayam jago saya itu bukan keturunan ayam biasa".
"Ayam jago Anda keturunan apa?"
"Ayam jago saya itu neneknya adalah burung rajawali, kakeknya ayam bangkok, bapaknya ayam kalkun, dan ibunya asli ayam hutan" sahut Mang Bo'ir.
"Menurut Anda, pertarungan adu ayam ini sampai berapa ronde?"
"Si Jambul, ayam saya itu, biasanya sudah bisa melumpuhkan lawannya dalam waktu tiga sampai empat ronde".
Akhirnya waktu yang ditentukan tiba.
Pada hari minggu siang itu, pertandingan adu ayam pun dimulai. Ayam-ayam aduan dari kelompok Mang Bo'ir dan kelompok Pak Koli mulai diadu satu persatu. Para penonton bersorak-sorak memberi semangat kepada ayam-ayam yang bertarung.
Ayam Mang Bo'ir yang bernama Si Jambul dan ayam Pak Koli yang bernama Si Charles berhasil mengalahkan semua lawan-lawannya. Akhirnya kedua ayam jago itu memasuki babak final.
"Saudara-saudara semua!" ketua panitia berpidato "Sejauh ini kedudukan masih seri. Kelompok ayam Mang Bo'ir dan kelompok ayam Pak Koli ternyata memiliki nilai yang sama. Sekarang tibalah saatnya pertandingan penentuan atau final antara Si Jambul dan Si Charles!"
"Horeeeeeee...!!!" para penonton bersorak riuh rendah.
Mang Bo'ir tersenyum karena yakin Si Jambul akan menang. Soalnya sehari sebelum pertandingan, Si Jambul sudah diberi minum jamu pegal linu, jamu beras kencur dan jamu ginseng. Pak Koli juga tersenyum sebab dia yakin ayamnya, Si Charles, akan menang. Soalnya Si Charles juga sudah diberi minum jamu tolak angin, jamu salah urat dan jamu anti jerawat.
Teng! Lonceng ronde pertama sudah dibunyikan.
Si Jambul dan Si Charles saling berhadapan dengan bulu-bulu leher yang berdiri tegak menandakan siap bertarung.
"Ayo, Jambul! Jangan mau kalah! Hajar dia pakai hook kiri!" Mang Bo'ir berseru memberi semangat kepada ayam jagonya.
"Jangan takut, Charles!" Pak Koli juga memberi semangat kepada ayam jagonya "Jatuhkan dia pakai swing kanan!"
"Polisiiii...!!!" tiba-tiba para penonton berteriak dan berlarian.
Mang Bo'ir dan Pak Koli kaget karena tiba-tiba tempat itu sudah dikepung polisi. Akhirnya Mang Bo'ir dan Pak Koli ditangkap dengan tuduhan telah melanggar hukum MATBKPATE (Mengadu Ayam Tanpa Belas Kasihan Padahal Ayamnya Tidak Berdosa).
Beberapa hari kemudian Mang Bo'ir dan Pak Koli hanya bisa termenung sedih sambil meringkuk didalam sel tahanan. Mereka telah menerima ganjaran atas perbuatan mereka. ***

No comments:

Post a Comment